Rabu, 12 November 2008

Apa itu Bisnis Penggandaan Uang dan Marketing Penggandaan Uang

Bisnis yang ditawarkan oleh Teknisi yang menyatakan dirinya ahli:

Menggandakan uang, tetapi membutuhkan modal kerja. Kalau memiliki uang atau modal: 20.000 USD maka apabila digandakan mendapat profit 40.000 USD.

Modal : 20.000 USD (uang asli)
Hasil Penggandaan/Profit : 40.000 USD /Rp.400.000.000,- +
Jadi uang yang ada total : 60.000 USD/ Rp.600.000.000,-

Kesepakatan modal dikembalikan kepada pemilik uang yaitu sebesar 20,000 USD dan hasil penggandaan USD 40,000 akan dibagi dua dengan perincian: USD 20,000 untuk Customer sebagai profit menyediakan modal dan USD 20,000 untuk Teknisi atas jasa menggandakan uang, biaya produksi, bahan kimia, dan lain-lain.

Teknisi = Pelaku Kejahatan

Marketing Penggandaan Uang
Pelaku Kejahatan, tentunya tidak akan ada yang percaya apabila ditawarkan bisnis ini. Dan Pelaku Kejahatan juga tidak mungkin dipercaya langsung apalagi Pelaku Kejahatan adalah warga Negara Asing atau Afrika, oleh karenanya Pelaku Kejahatan memiliki dan memilih marketing. Apabila Pelaku Kejahatan berjenis kelamin laki-laki maka marketingnya pada umumnya perempuan WNI, dan apabila Pelaku Kejahatan berjenis kelamin perempuan marketingnya adalah laki-laki.

Pada umumnya marketingnya adalah pacar atau rekan bisnis. Yang sudah sangat dipercaya. Awalnya Pelaku Kejahatan memberikan uang kepada pacarnya atau calon marekting, atau kenikmatan seks, karena dipercaya oleh beberapa perempuan laki-laki dari Afrika mampu memberikan kepuasan seksual jauh lebih dibandingkan laki-laki Indonesia mengigat ukuran penis yang besar. Apabila sudah terikat dengan kenikmatan uang dan seks, maka untuk mendapatkan itu Pelaku Kejahatan kerap mulai membicarakan dan menyampaikan tentang bisnis penggandaan uang. Selain itu, Pelaku Kejahatan memiliki kemampuan berbahasa cinta yang baik, tata bicaranya sangat manis sehingga membuat percaya perempuan Indonesia dan merasa tidak ada surga lagi.

Baru ketemu bilang mau menikah, janji menikah. Apakah akan menikah? jawabannya : tidak cuma dibohongi akan menikah saja, bahkan dikerjai untuk membantu ini itu keperluan hidup mereka di Indonesia maupun untuk urusan kejahatan.

Pelaku Kejahatan mengetahui kemampuan mereka yang handal dalam bercinta, bebicara manis dan melumpuhkan wanita, sehingga tidak mungkin mereka gagal, Pelaku Kejahatan pandai menilai karakter wanita, laki-laki, dan mampu mengetahui kepribadian marketer ataupun korban dalam waktu cepat. Untuk melumpuhkan satu orang korban sering kali mereka berdiskusi dan saling membantu peran untuk menyatakan bahwa benar calon pacar atau marketing atau korban itu baik, hebat, luarbiasa, cantik dan sangat dibutuhkan. Bayangkan untuk menambah kepercayaan kepada Pelaku Kejahatan, mereka berulang-ulang mereka kagum, bahkan mereka menawarkan ingin melamar dan menikahi perempuan yang baru dikenalnya. Untuk mendapatkan pesona, kepercayaan. Setelah percaya kepada Pelaku Kejahatan, dan mengerti transaksi bisnis, marketer mulai disuruh mencari investor dan akan mendapat kan uang.

Biasanya marketing mereka adalah perempuan-perempuan yang datang dari golongan ekonomi lemah. Mereka turut serta dengan Pelaku Kejahatan, bahkan ada yang sudah menjadi partner tetap mencari korban, menjadi istri dan anak. Untuk mendapatkan korban sang marketer yang perempuan harus menjerat korban, baik pria atau wanita. Seorang marketer wanita yang sudah profesional, mereka akan memiliki daya tarik pemikat atau penarik lawan jenis baik dengan pelet, mengenakan baju yang mengundang perhatian lelaki, bahkan tidur dengan calon korban. Walaupun marketer adalah istri dari Pelaku Kejahatan, tetapi untuk dapat melumpuhkan lawan dan mendapatkan pekerjaan marketer maupun Pelaku Kejahatan disahkan untuk tidur dan berhubungan badan dengan calon korbannya masing-masing dan marketer dan Pelaku Kejahatan tetap sebagai suami istri ataupun kekasih. Kalau Pelaku Kejahatan mendapatkan calon korban yang kaya maka apabila mungkin mereka mengawini dan bisa menumpang hidup selama di Indonesia. lebih tepatnya mungkin seperti mafia.

Tak jarang untuk mendapatkan calon korban, Pelaku Kejahatan mejeng atau belanja di counter-counter butik Internasional di Plaza Indonesia, membeli tas, baju, perhiasan, atau dicounter perhiasan berlian yang ada di plaza tersebut.

Kenapa Pelaku Kejahatan sering masuk ke counter merek Internasional di Plaza Indonesia atau lainnya? Karena mereka dapat berkenalan dan bertemu dengan orang pemilik banyak uang = calon korban.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda